Kangen Ibu 1 di tengah belukar baja, hutan beton yang merajam dada aku ingin kembali ke pelukanmu, ibu betapa perihnya mengenang bau gerai rambutmu, belai lembut tanganmu dan putih kasih matamu bayanganmu, ibu. melindap di hati seperti mercu suar melambai pada para mualim yang sunyi seperti bulan langsir di kaki malam yang pernah beranjak ke pagi seperti pelangi melambai di tepi horison mengucap selamat tinggal pada hujan pelukanmu masih terasa di lenganku yang selalu ringkih jauh dari tanganmu sedang sampanku makin jauh melaju meluncur dalam kabut yang tak pasti O, kangen yang tak pernah damai dalam hati membuat lambungku nyeri tak bisa lagi menemani ibu menanak nasi atau mendendangkan kinanti ibu, kangenku kini jadi uap terbang perlahan meninggalkanku sendiri dalam perjalanan tak pernah selesai wajahmu berada di tapal batas kampung halaman sedang aku berdiri di seberang tapal batas pesisir lain ufuk yang berbeda, begitu luas dan sunyi sampanku meluncur di tengah belukar baja dan hutan beton peta yang tak miliki batas saat tanganmu begitu jauh melambai melepaskanku dari mata air tempat menyusu perih kangen membiakkan pilu tanpamu, ibu, aku nahkoda tak berlampu tanpa pelampung dan dayung tak bisa menerka cuaca, angin, dan daratan ibu, ingin kukenalkan kenangan tentangmu Kangen Ibu 2 mendekap kangen ibu seperti menatap rimbun ingatan kangenku tak berucap jadi isyarat yang samar berasap o, alangkah gairahnya memuisikan seribu tahun kangen ini, ibu hanyalah puisi yang sanggup merumuskan kangen hanya puisi yang sanggup mengabadikan kangennya anakmu. Puisi Kangen Ibu Karya Tjahjono Widarmanto
BUNGA1. 07.43 Sapardi Djoko Damono. Oleh : Sapardi Djoko Damono. waktu berjalan ke barat di waktu pagi hari matahari mengikutiku di belakang. aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan. aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang.
Puisi Ibu – Jasa seorang ibu memang tidak akan pernah bisa dibalas oleh setiap manusia, meskipun ia telah melakukan berbagai pengorbanan yang besar, sekalipun ia menulis seratus lebih Puisi Tentang Ibu namun, belum sedikitpun akan terbalas. Pengorbanan dan perjuangan yang telah mereka berikan terhadap anak, mulai sejak ia lahir hingga wafat, takkan bisa dibandingkan meski dengan ribuan Puisi untuk Ibu yang menyentuh, karena bagaimanapun jua, merekalah yang paling menyayangi kita. Karena memang takkan pernah terbalas sampai kapanpun, setidaknya kita juga harus memberi apresiasi penuh setiap saat kepada mereka, baik melalui sikap, perbuatan hingga melalui Kumpulan Puisi Ibu singkat di bawah ini, yang bisa kamu ungkapkan kepada mereka. Banyak sekali jenis Puisi untuk orangtua yang bisa dirangkai oleh siapapun, misalnya Puisi Ibu Sedih, menyentuh, ungkapan cinta dan sebagainya, namun faktanya itu hanyalah sebatas apresiasi, bukan berarti jasa mereka akan terbalas. Tak terbantahkan, berapa besar jasa dan pengorbanan mereka. Bahkan ketika kita lahir, dia telah mempertaruhkan nyawanya. Meskipun selamat, setidaknya rasa sakit yang dia rasakan saat proses melahirkan sama sakitnya bagai kehilangan nyawa setengah. Itulah mengapa, wajib hukumnya bagi kita untuk senantiasa berbuat baik, berperilaku sopan santun, serta menghormati dan menghargai beliau, baik ketika hidup maupun setelah wafat. Berikut, beberapa Koleksi Puisi Ibu tercinta oleh Senipedia untuk kamu ungkapkan kepadanya Puisi Ibu Tercinta Seorang ibu yang menahan rasa sakit ketika mengandung, bukankah perkara yang mudah. Pengorbanan yang ada tak tertandingi, namun dengan tulus dan iklhas dia menahan semua itu, demi melihat wajah kita hadir di dunia ini. Nah, berikut adalah beberapa puisi tentang jasa ibu yang telah melahirkan, merawat dan membesarkan anak-anaknya hingga akhir hayatnya. Silakan simak dan renungkan bersama-sama Seluruh Nafas Ibu, Ku ucapkan dengan segenap raga, Ku tuturkan dengan sepenuh asa, Rasa terima kasih yang begitu nyata, Untukmu yang paling aku cinta… Ibu, Dari lahir hingga mati ku, Dari kecil hingga besar ku, Engkaulah labuhan cinta tertuju, Tanpa bimbang dan rasa ragu… Seluruh nafas dikandung badan, Ku curahkan padamu penuh harapan, Hanya untukmu aku persembahkan, Tiada lain yang bisa aku berikan… Terimalah salam sapa mesra ku, Sambutlah gembira hangat pelukku, Dari siang hingga malam berlalu, Cintaku abadi hanya untukmu.. Terima Kasihku Kadang aku membayangkan, Betapa sakitnya di masa silam, Saat pertama aku dilahirkan, Melihat dunia yang terang benderang… Wajah pertama yang aku tatap, Kulihat senyumnya penuh harap, Penantian sembilan bulan telah terjawab, Aku bergabung dengan selamat… Derita itu telah berakhir, Tiada lagi masa sulit dan getir, Kulihat matamu digenangi air, Menggenggam jariku yang melintir… Ibuku tercinta, Terima kasih telah buatku ada, Terima kasih telah hadirkan aku ke dunia, Dengan rasa sakit dan uraian air mata… Pertaruhan Nyawa Terkadang, aku membangunkanmu, Ditengah malam yang sendu, Kala engkau tertidur lesu, Kusibukkan engkau dengan tingkahku… Menendang, ingin berlari, Sakit bagimu, namun senyum terpatri, Terucap do’a dan harapan abadi, Dari bibirmu sepenuh hati… Hari demi hari berlalu, Bulan ke bulan menunggu, Hingga tiba harinya bagimu, Untuk pertaruhkan segenap nyawamu… Rasa sakit itu tak kurasa, Namun kudengar tangisan di sana, Setelah kita bertatapan mata, Sakit hilang, datanglah bahagia… Puisi Ibu Tersayang Sebuah riwayat menceritakan pada zaman nabi, seseorang pernah datang menemui Rasulullah seraya bertanya “kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?”, Rasulullah menjawab “Ibumu.”. Pertanyaan itu ditanyakan sebanyak 3 kali dengan diawali kata “kemudian”, Nabi menjawab “Ibumu” sebanyak 3 kali pula. Barulah pertanyaan ke empat, Rasulullah menjawab “Ayahmu” HR. Bukhari. Dari hadits di atas bisa kita simpulkan bahwa, kedudukan seorang ibu lebih tinggi 3x dibanding sosok ayah. Itulah mengapa, kedudukannya sangat penting dan wajib untuk disayangi. Berikut, beberapa Puisi tentang Ibuku Sayang untuk kamu semua Kenangan Indah Terkadang, aku terdiam, Mengenang sesuatu dalam kelam, Ada cerita yang menusuk dalam, Ada terselip kenangan yang tak padam… Kenangan di masa kecil dahulu, Kala ku temani ibu di hari Minggu, Menyongsong ladang yang menguning, Sejak mentari mulai menyingsing… Kau ajarkan cara mengusir burung, Aku tak paham, kau pun tak murung, Tak ada kesedihan yang merundung, Hanya rasa syukur yang menggunung… Ibu, Kenangan indah di masa dahulu, Kisah klasik yang terukir merdu, Seumur hidup akan ku kenang, Di dalam jiwa selalu terbayang… Ibu, Meski kini takkan lagi ku rasa, Sudah saatnya ku cicil jasa, Memberi semua yang engkau minta, Kala kau beranjak ke usia tua… Pujian Untukmu Ibu, Engkaulah bidadari tak bersayap, Terangi aku di malam yang gelap, Lapangan jiwa yang begitu pengap, Dengan lembutnya jemarimu mengusap… Ibu, Kau adalah wanita terbaik, Lemah lembut dan berparas cantik, Tutur katamu lembut melentik, Perlakukan semuanya dengan baik… Ibu, Jasa-jasamu sungguh besar, Tak pernah membenci dan kasar, Kasih sayangmu tak pernah pudar, Membimbing aku dengan penuh sabar… Ibu, Kaulah anugerah yang sebenarnya, Hadirmu bercahaya bagai pelita, Engkaulah wanita yang paling aku cinta, Hingga akhir menutup mata… Hingga Akhir Hayat Kepadamu sang matahariku, Pasti kurindu hangatmu sepanjang waktu, Sinari gelapnya ruang di kalbu, Harapkan penuh akan sinarmu… Kepadamu bulan pernamaku, Gelap malam kubutuh cahayamu, Temani malamku dengan sinarmu, Hingga pagi datang menjamu… Kepadamu embun di waktu fajarku, Bangunkan aku berikan sejukmu, Membuka hari dan lembaran baru, Untuk menggapai cita-citaku… Engkaulah itu, ibu, Matahari, bulan dan fajarku, Tetaplah disini disampingku, Hingga akhir hayatku… Saya secara pribadi meyakini, bahwa sosok Ibu merupakan wanita pertama san seterusnya sebagai orang yang sangat kita cintai. Oleh karenanya, adalah suatu hal yang amat menyakitkan jika kehilangan dia untuk selama-lamanya. Bagi teman-teman semua yang saat ini telah kehilangan Ibu, saya telah menyediakan beberapa Puisi Sedih Tentang Ibu dan semoga bisa membuat kenangan bersamanya selalu hidup, serta tumbuh hingga di kemudian hari. Berikut Sore Kelabu Entah apa yang terlintas, Hati dan pikiran penuh kecamuk, Akan ada haru yang membekas, Akan terukir rindu yang terbentuk… Sore itu, angin berhembus pelan, Mengelus ubun dan menusuk pikiran, Bagaimana tidak aku terbeban, Sedang nyawa terasa lepas dari badan… Sore itu, cobaan terberat telah sampai, Mengunjungi petangku yang damai, Untuk memberi tanda usai, Akan pertanda kehidupan selesai… Tak terbayang dan tak terbantah, Kenyataan menyeret luka terparah, Ibu, orang yang paling kucinta, Pergi untuk selama-lamanya… Sekarang, waktu terus berjalan, Aku jalani hidup penuh tekanan, Akan rasa rindu yang makin terasa, Mengingatmu yang kini di Syurga… Ingatan Pahit Aku tak biasa hidup tanpamu, Dunia terasa sepi tanpa hadirmu, Canda tawaku selalu terbayang dibenakku, Menghibur setiap keluh dan kesahku… Hanya rindu yang tak kenal buntu, Ibarat makanan disetiap sehari-hariku, Air mata menetes kala ingat senyummu, Yang menegurku akibat tingkah lakuku… Disini aku kan selalu berdoa untukmu, Berdoa supaya engkau ada disisinya, Ditempat yang paling indah disana, Yang dijanjikan Tuhan yakni Surga… Aku mencintaimu, ibu, Selalu mencintaimu, Tersimpan kokoh dalam hati, Tak akan pernah terganti... Belum Jadi Apa-Apa Untuk ibu yang kerut di tanganmu kian menjalar, ada aku yang belum bisa menjadi siapa-siapa, di matamu dan dunia, Belum mampu memberi apa yang sepantasnya kau miliki, dari seorang anak… Ketika helai-perhelai rambutmu mulai memutih kusut, masih saja kupalingkan perhatian untukmu, Acapkali perkataanmu tak ku-indahkan dengan seksama… Manakala keriput wajahmu semakin jelas, suara teriakanmu tak redup, saat bangunkan aku disetiap pagi menjelang, Siapkan perbekalanku sebelum kulangkahkan kaki, mencari nafkah… Ketika tengah malam menjelma, kuketuk pintu rumah hingga bangunkan kamu, Dan perlahan buyarkan mimpi, Belum akan tertidur kembali, sebelum aku mendahuluimu masuk kamar… Atas semua curahan rasa sayang, siraman cinta nan indah, serta jasa abadi nan mulia darimu, sudah sepantasnya sosokmu, kujadikan cinta terbesar dalam hidup dan matiku… Puisi Pengorbanan Ibu Tak patut lagi rasanya, bila kita masih mempertanyakan seberapa besar pengorbanan seorang ibu, terhadap anak anak dan keluarganya. Karena sudah barang pasti, bahwa jasa dan pengorbanan mereka bahkan tak bisa hidup dengan anda sekalipun. Begitu pula bagi kita untuk membalasnya. Sebagai seorang anak, yang harus dilakukan hanyalah selalu berbakti kepadanya selagi ia hidup, dan senantiasa mendoakannya ketika ia telah tiada. Berikut adalah beberapa Puisi Ibu Tentang Pengorbanan yang menyentuh hati Terima Kasih, Ibu! Kala kau tertidur lelap, Di tengah malam yang amat pengap, Suara tangisku pecahkan keheningan, Suaraku buat telingamu terngiang… Tak ada rasa mengeluh, Kau bergegas memberi asuh, Dan ketika fajar menjelang subuh, Aku tertidur, dan mukamu kau basuh… Kau langkahkan kaki menuju dapur, Memasak ikan dan juga sayur, Namun aku kembali terjaga, Mengganggumu yang tengah bekerja… Lagi lagi, kau tak tampakkan wajah berang, Kau peluk aku penuh kasih sayang, Tangisku perlahan jadi girang, Kulihat senyummu tampakkan senang… Jika kucoba ingat semua ini, Selalu menetes air mata di pipi, Mengenang semua kasih yang kau beri, Cinta abadi yang terpatri… Terima kasih, ibuku sayang, Atas semua yang kau persembahkan, Aku berjanji sepanjang usia, Akan berbakti dengan setia… Terima Persembahanku Sejak kecil, kau temani, Kucuran edukasi kau sirami, Nasihat mulia yang kau beri, Jadi pedomanku hingga hari ini… Hari demi hari telah berlalu, Kunikmati pendidikan dari guru, Tak pernah lelah menuntut ilmu, Disertai semangat yang menggebu… Hingga tiba pada saatnya, Kau lihat aku mengenakan toga, Mempersembahkan apa yang aku punya, Buat kau kucurkan air mata… Gelar ini terkhusus untukmu, Jerih payahku senangkan batinmu, Suasana tangis penuh syahdu, Bahagiamu ialah bahagiaku… Terima kasih, ibu, Atas bimbingan dan nasihatmu, Hingga aku berada di panggung itu, Untuk memulai masa depanku… Tak Kenal Letih Angin sepoi-sepoi kibaskan rambutmu, Rambut yang kini mulai memutih, Tandakan kau telah masuk usia senja, Usia tua nan menyayat jiwa… Langkahmu perlahan membungkuk, Keriput kulitmu terlihat lapuk, Kepalamu lebih sering menunduk, Mulutmu keluarkan suara batuk… Namun tak kau kenal apa itu letih, Tak pernah terdengar suara rintih, Demi membagi segala kasih, Meski tak pernah mengharap pamrih… Ibuku tercinta, Maafkan anakmu yang manja, Belum bisa menjadi siapa-siapa, Ketika usiamu telah senja… Hanya ragamu yang bisa kujaga, Dengan segala cinta di dada, Aku bersumpah untuk setia, Membuktikannya kepada dunia… Puisi Tentang Ibu Menghormati orang tua terutama sosok ibu, adalah suatu kelaziman bagi setiap orang. Bagaimana tidak, dia telah mengorbankan segalanya demi kebahagiaan anak, bahkan nyawanya sekalipun, terlebih ketika melahirkan kita. Rasulullah saw. bersabda, “Surga itu di bawah telapak kaki-kaki para ibu, siapa yang mereka kehendaki, maka mereka akan memasukkannya, dan siapa yang mereka kehendaki, maka mereka akan mengeluarkannya.”. Sabda Rasulullah di atas bisa kita tarik makna bahwa betapa pentingnya menghormati sosok ibu. Nah, untuk mengapresiasikannya, berikut telah saya sajikan beberapa Puisi Ibu yang menyentuh dan romantis Dalam Genggaman Ibu, Tak tak peduli akan nasibmu, Kau jadikan tubuhmu tameng kokoh, tuk melindungi anakmu. Ibu Telah kau berikan hidupmu kepadaku, Namun kini mudah saja bagiku, mengorbankan nyawa untukmu… Andai saja seisi dunia ada di genggamanku, Akan kutumpahkan semua di bawah tapak kakimu, Kini hanya tumpahan air mataku, Yang bersimpuh di hadapanmu… Kuhatutkan kata maaf atas kekuranganku, Meski hidup ribuan tahun, Kulalui siang dan malam tuk berbakti padamu… Semua itu takkan mampu, Untuk membayar setetes air asi, yang kau berikan padaku… Tak Jenuh Dentingan nafasmuselimuti hari hingga senja, Tak terbesit setitik kelelahan di wajahmu, Tiada keluh saat semua harus kau tempuh, Langkahmu tak henti Berjuang untukku… Kasihmu tak kunjung reda, Walau dirimu dalam lelah, Kau angkai kata bijak untukku, Mengurai senyum Di setiap langkahku, Mendera doa Di setiap helai nafasku… Ibu, kau mutiara di jiwaku, Relung hatimu sangat indah, Hingga aku tak mampu menggapai dalamnya, Tetes air matamu menguntai, Sebuah asa untukku… Semangat Mengais Asa Kau banting tulang, berpenat, Sempit waktu untuk kau beristirahat, Kau tak kenal henti senang, Entah itu malam ataupun siang… Semangatmu tak pernah redup, Mengais sisa asa sepanjang hidup, Dengan senyum yang berhias peluh, Berharap kelak akan menjadi indah… Kau jembataniku menuju impian, Kau pembimbing hidupku saat aku menyapa lelah, Kau indah yang tak ternilai bagiku, Kau pil semangat saat terpuruk menyergapku, ibu… Puisi Ibu 2 Bait 4 Baris Ketika… Ketika aku masih bayi, Tertatih, terjatuh, kemudian berlari, Kau didik aku sepanjang hari, Tanpa keluh dan kesah di hati… Ibuku, permata hatiku, Dibalik lentera bentang kelambu, Dibalik murninya air susu, Dibalik paras nan berbau rindu… Do’a dan Harapan Kasihmu tercurah bagai air bah, Tuturmu lembut tegur aku yang salah, Disepanjang zaman dan masa berubah, Kasihmu abadi dan amat indah… Do’a dan harap senantiasa terkirim, Rindu di hati kian bermukim, Berganti tahun dan musim, Hormati ibu adalah lazim… Ada Rindu Kutatap langit nan biru, Teringat akan kampung halamanku, Sosok wanita yang kupanggil ibu, Membayang-bayangi dalam benakku… Ada rindu yang sangat besar, Kau menungguku dengan sabar, Meski cobaan membuat gentar, Kujemput engkau, buat rindu memudar… Puisi Ibu 3 Bait Untukmu Ibu Ibu, Kokoh jiwamu bagai karang, Meski dunia selalu menerjang, Kau tak hentinya tuk berjuang… Ibu, Kasihmu mulia bagai permata, Memberi tanpa harap balas jasa, Untuk anak-anakmu tercinta… Ibu, Tuturmu lembut ibarat sutra, Tanganmu halus membelai manja, Memberi nyaman dan bahagia… Permata Hatiku Engkaulah wanita satu-satunya, Yang tak pernah mengeluhkan derita, Curahkan cinta tanpa diminta, Untuk semua anak-anaknya… Engkaulah awan penurun hujan, Sejukkan hati yang gersang, Mengajak dekatkan diri pada Tuhan, Tanpa sedikitpun mengharap imbalan… Ibuku sayang, Selama nyawa di badan, Selama raga masih menopang, Cinta kasih padamu takkan hilang… Kurindu Kurindu dongeng-dongengmu, Cerita penghantar tidurku, Tentang orang yang pergi berburu, Tentang elang dan burung hantu… Kurindu masakan pagi, Yang dulu senantiasa beri energi, Namun kini tak lagi sama, Sejak kau jauh di mata… Hanya ada rindu bertumpuk, Yang setiap hari aku pupuk, Senyummu terbayang di pelupuk, Ingin rasanya aku memeluk… Puisi Ibu 4 Bait 4 Baris Andai Engkau Tahu Ibu, Andai saja engkau tau, Rasa rindu yang ada di hatiku, Begitu besar dan selalu menggebu… Ibu, semua yang telah kuberikan, Memang takkan pernah sepadan, Dengan segala cinta dan kasih sayang, Yang senantiasa kau curahkan… Ibuku tercinta, Engkaulah wanita yang mulia, Derajatmu tinggi di sisi Maha Kuasa, Cahayamu terpancar bak sinar Surya… Engkaulah ibuku, Permata hatiku, Pengobat lukaku, Penawar sakitku… Siraman Do’amu Ketika subuh menjelang, Tandakan hari hampir siang, Kau segera laksanakan sembahyang, Dengan khusyuk dan amat tenang… Diakhir sholat subuhmu, Tak lupa kau sempatkan waktu, Demi kirimkan do’a untukku, Agar senantiasa berbahagia selalu… Maafkan aku, wahai ibu, Yang belum jadi apa-apa untukmu, Sedang usia senjamu, perlahan datang menjamu… Namun kau tak perlu risih, Selagi nyawa di kandung badan, Aku akan terus berusaha, Mewujudkan semua yang engkau pinta… Peluhmu Aku bisa melihat dengan jelas, Betapa api menampar ganas, Hadirkan keringat berpeluh panas, Semua kau lalui dengan ikhlas… Tak pernah sekalipun terbesit, Rasa keluh ataupun kesah, Hanya ungkapan sabar dan syukur, Disepanjang siang dan malam… Semua itu kau lalui, Di setiap hari, Entah bagaimana perasaanmu kini, Sedangkan kami kadang tak berbakti… Ibu, Melalui puisi ini, Maafkanlah kesalahan kami, Ampunilah dosa-dosa kami… Puisi Untuk Ibu Cerita Malam Di malam yang sunyi itu, Aku bercengkrama denganmu, Mendengar cerita darimu, Tentang pengorbanan besar itu… Kau ceritakan kisah yang haru, Tentang ketika engkau mengandungku, Berjuang pagi hingga malam berlalu, Selalu berdo’a di akhir sujudmu… Dan ketika aku lahir ke dunia, Kau menggendongku penuh cinta, Mengusap kepalaku penuh rasa, Berjuta kasih hingga tak tercerita… Kasih tercurah abadi di dada, Cinta yang tumbuh bagai intan permata, Takkan pernah bisa kulupa, Kan ku kenang sepanjang masa… Terima Kasih Terima kasihku padamu ibu, Atas air mata yang tercucur untukku, Atas iringan do’a dan harapanmu, Yang tak henti-hentinya kepadaku… Terima kasih ibu, Atas kesabaran dan kelembutan hatimu, Atas rasa cinta yang menggebu, Hingga hadirkan segunung rindu… Terima kasih, ibuku, Di sisa-sisa usiamu, Masih saja selalu kau ingatkanku, Agar ku gapai semua impianku… Tetaplah disampingku, Aku belum sanggup kehilanganmu, Belum siap menerima haru, Bila harus berpisah denganmu… Do’a Untuk Ibu Wahai dzat yang Maha Kuasa, Ampunilah dosa-dosa bunda, Berilah ia sehat dan sejahtera, Hingga akhir menutup matanya… Wahai dzat yang Maha Pemurah, Jangan biarkan lagi air matanya tercurah, Buatlah kesusahannya menjadi sudah, Meskipun ia tak pernah menyerah… Wahai dzat yang Maha Mengetahui, Aku bersumpah dan berjanji, Akan senantiasa untuk berbakti, Kepada ibuku, sepanjang hari… Wahai dzat yang maha pengasih, Dia berkorban tanpa pamrih, Hatinya suci, jiwanya bersih… Puisi Rindu Ibu Jujur saja, perjalanan kehidupan seorang anak akan menjadi sedikit berubah atau berbeda, selepas ditinggal oleh sosok ibu. Entah itu disebabkan karena kesedihan yang mendalam, atau sebagainya. Namun bagaimanapun, perjalanan harus tetap berlanjut, yang perlu dilakukan hanyalah menyadari bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mengalami mati. Berikut, puisi tentang rindu Ibu untuk kamu Engkau Dan Surga Kendati demikian, aku tak lagi risau, Aku tahu kau ada dimana sekarang, Ya, kau berada di dalam Surganya Allah, Tempat paling indah dari segala tempat. Di sisi lain, aku merindu, Hal paling berat yang aku nikmati disini, Menyebut namamu di pangkal dan ujung jari, Hanya engkau yang akan terpatri. Ibu, nikmatilah Surga Tuhan, Tetaplah tebarkan senyuman, Lakukan itu dan janganlah kau hentikan, Aku mencintaimu sepanjang zaman. Ibu, antara engkau dan surga, Asalah ribuan ucapan do’a, Dari anakmu di dunia fana, Semoga selalu bahagia di alam sana. Sepucuk Surat Untuk Ibu Kugoreskan pena bertinta, Lewat untaian kata, Kutuliskan di atas kertas, Dengan hati penuh ikhlas. Kemudian di sepertiga malam, Aku terjaga ditengah kekelaman, Mengangakan kedua telapak tangan, Menghadap Yang Maha Penyayang. Ibuku sayang, Aku sedih dan memanglah malang, Namun berkat Yang Maha Penyayang, Semua kembali terasa ringan, Karena kau selalu dalam Bayangan. Ibu, surat ini aku kirimkan untukmu, Disini tertulis bait-bait rindu yang terbelenggu, Serta harapan untuk bisa bertemu, Meski hanya dalam mimpi nan semu. Terima Kasih, Ibu Hai Sang Penggagas Alam, Aku begitu bersemangat hari ini, Sinar Mentari-Mu begitu tajam, Membangkitkan semangat dari dalam diri. Hai Yang Maha Pengasih, Kubuka hari dengan jiwa yang bersih, Dengan semangat yang berbuih-buih, Untuk cinta tanpa rasa pamrih. Teruntuk Ibu tercinta, Kuucapkan jutaan Terima Kasih, Atas curahan rasa cinta tanpa letih, Atas didikan dan kasih sayang tanpa pamrih. Pagi ini, aku berada di tepi pusaramu, Kukirimkan seuntai do’a dengan senyum syahdu, Tidak lama lagi kita akan bertemu, Di dalam Surga saling melepas rasa rindu. Terima kasih, ibu… Puisi Ibuku Pahlawanku Tak Kenal Lelah Kau banting tulang, Tak kenal akan beristirahat, Kau tak kenal waktu rehat, Entah itu malam ataupun siang… Dirimu tak pernah merasa jemu, Melukis kerja keras di atas bumi, Dengan tubuh bermandi peluh, Berharap kelak kan jadi indah… Ibu, kau jembataniku menuju cita, Kau pembimbing hidupku kala disapa lelah, Kau keindahan yang tak ternilai, Kaulah pil semangat saat terpuruk menyergapku… Tenanglah… Kau yang selalu ada untukku, Kau yang selalu menyayangiku, kau segalanya bagiku, Ku rindu saat kau memanjakanku… Kini, semuanya telah hilang, Hanya tertinggal bayang-bayang, Setiap malam berganti siang, Semua verita kan ku kenang… Selamat jalan, ibu, Sampai jumpa lagi denganmu, Tenanglah engkau di sana, Di sisi Sang Pencipta… Padamu Ibu Ibu, Engkau bagaikan bidadariku, kau yang telah membesarkan ku, sampai sekarang… Ibu, Engkau rela mengorbankan nyawa bagiku, tapi apa yang aku balas pada engkau.. cintamu slalu menerangi jalan yang aku tuju… oh… Ibu, andai aku sebijak sekarang, aku tak akan mengecewakanmu, tapi aku tau itu semua sudah terlambat, terimah kasih ibu… Puisi Ibu Singkat Kehadiranmu Kurangkai kata ini, bukan untuk memuji mu, Kususun kalimat ini, bukan untuk merayu mu… Semua ku tulis, hanya untuk memuliakan mu… Ibu, karena kau hadir memberi ke indahan dan kasih sayang, Ibu, karena kau hadir memberi cahaya dan kehangatan… Sosokmu Inilah engkau adanya,Ibu ku, itulah kau sebenarnya,Ibu ku, wahai sang penyinar bumi, berikanlah sinar terang mu, di setiap jalan yang akan dilangkahinya… wahai sang penyejuk bumi, hembuskanlah kesejukan, dalam damai masa tua nya… Untukmu Mama Mama, Kaulah wanita yang paling berharga dalam hidupku, Kasih sayangmu terpancar sejak aku masih dalam kandungan, Kau selalu memberikan yang terbaik bagiku… Walau kita sering bersebrangan, Karena kita meimiliki perbedaan, Dalam pandangan… Tapi, Kasih sayangnmu tak pernah lekang Dimakan oleh waktu, Walau usiamu tak lagi muda, Semangatmu tetap membara Mlelayani Tuhan Dan sesama… Ku Bangga Ibu, Engkau yang telah melahirkanku, Engkau yang telah merawatku, Tak ada kata putus asa di hatimu, untuk ku… Ibu, Lewat puisi ini, ku ungkapkan rasa terima kasih ku, Lewat puisi ini, ku ungkapkan rasa banggaku pada mu… Kesadaran Ibu, Ku lihat berita di televesi, Ku dengar baik-baik apa isinya, Betapa na’as nya nasib seorang anak, yang dibuang oleh ibunya… Di situlah ku tersadar, kau penuh cinta akan diriku… Ibu, Maafkan ku bila ku telah membuatmu kecewa, Tapi sebenarnya, Tak ada terbesit di hatiku, membuat mu sedih akan diriku… Ibu.. Ku bangga mempunyai mu, tak semua orang bisa merasakan kasih sayang seorang ibu, Ibu, Satu kalimat ku persembahkan untukmu, “Terima kasih ibu”… Puisi Ibu Karya Chairil Anwar Chairil Anwar adalah seorang pujangga / penyair tersohor di Indonesia, lahir di Medan pada 26 Juli 1922 dan wafat di Jakarta pada 28 April 1949. Beliau dijuluki “Si Binatang Jalang”, ia telah menerbitkan lebih 90 karya yang 70 buah diantaranya puisi. Meski tidak berumur panjang yakni 26 tahun, namun puisi-puisi karya beliau hingga kini selalu dikenang karena begitu indah. Nah, salah satunya yakni Puisi beejudul Ibu karya Chairil Anwar, sebagai berikut Ibu, Pernah aku ditegur, Katanya untuk kebaikan, Pernah aku dimarah, Katanya membaiki kelemahan, Pernah saya bantu tolong, Katanya minta aku pandai… Ibu, Pernah aku merajuk, Katanya aku manja, Pernah aku melawan, Katanya aku degil, Pernah aku menangis, Katanya aku lemah… Ibu, Setiap kali aku tersilap, Dia hukum aku dengan nasihat, Setiap kali aku kecewa, Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat, Setiap kali aku dalam kesakitan, Dia ubati dengan penawar dan semangat, dan ketika aku mencapai kejayaan, Dia kata bersyukurlah pada Tuhan… Namun,Tidak pernah aku lihat, air mata dukamu, Mengalir di pipimu, Begitu kuatnya dirimu… Ibu, Aku sayang padamu, Tuhanku, Aku bermohon pada-Mu, Sejahterahkanlah dia Selamanya… Puisi Ibu Karya WS Rendra WS Rendra atau bernama lengkap Dr. Willibrordus Surendra Broto Rendra, lahir di Solo, 7 November 1935 dan wafat di Depok 6 Agustus 2009. Beliau adalah sastrawan, penulis puisi, skenario drama, cerpen dan esai sastra di berbagai media massa. WS Rendra dijuluki sebagai “Burung Merak” yang didasari dari karya-karyanya. Salah satu puisi yang paling terkenal dari beliau salah bertajuk Ibu. Berikut, syair puisinya “Jangan Takut, Ibu” Matahari musti terbit, Matahari musti terbenam Melewati hari-hari fana, Ada kanker payudara, ada encok, pun ada uban… Ada gubernur sarapan bangkai buruh pabrik, Bupati mengunyah aspal, Anak-anak sekolah dijadikan bonsai, Jangan takut, Ibu, Kita harus bertahan, Karena ketakutan, meningkatkan penindasan… Manusia musti lahir, Manusia musti mati, Diantara kelahiran dan kematian, Bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Serdadu-serdadu Jepang memenggal patriot kepala Asia, Ku Klux Klan membakar gereja orang Negro… Begitupun teroris Amerika meledakkan bom di Oklahoma, Memanggang ibu-ibu, bayi-bayi, pun orang tua, Di Miami dirampok dan dibunuh pula turis Eropa, Serdadu Inggris membantai para pemuda di Irlandia, Orang Irlandia meledakkan bom London yang tentu taka man… Jangan takut, Ibu, Jangan mau diancam, Jangan mau digertak, Sebab ketakutan juga meningkatkan penjajahan… Sungai waktu, Telah menghanyutkan keluh-kesah, mimpi yang merangas, Keringat bumi yang menyangga peradaban insan, Menjadi mercury juga uranium, Tapi, jangan takur, Ibu, Bulan bagai alis mata terbit di ulu hati… Rasi galaksi Bima Sakti berzikir di dahi, Aku cium tanganmu, Ibu, Rahim dan susumu adalah persemaian harapan, Kekuatan ajaib insan, Dari zaman ke zaman… Puisi Ibu karya Khalil Gibran Ibu adalah segalanya, Dialah penghibur dalam kesedihan, Pemberi harapan di dalam penderitaan, Pemberi kekuatan di dalam kelemahan… Dialah sumber cinta, belas kasih, simpati, dan pengampunan, Manusia yang kehilangan ibunya, Berarti kehilangan jiwa sejati yang, selalu memberinya berkat, Pun menjaganya tiada henti… Segala sesuatu pun di alam ini, Melukiskan tentang susuk, ibu, Matahari adalah ibu dari planet bumi, Yang memberikan makanannya dengan sinar panasnya… Matahari tiada pernah meninggalkan alam semesta pada malam hari, Hingga matahari meminta bumi tuk tidur sejenak, Dalam nyanyian lautan dan siulan burung-burung, Pula anak-anak sungai… Dan bumi adalah ibu dari pepohonan, dan bunga-bunga menjadi ibu yang baik Bagi buah-buahan dan biji-bijian, Ibu sebagai pembentuk dasar di seluruh kewujudan, Dan adalah roh kekal, penuh cinta juga keindahan... Puisi Ibu karya Cak Nun Bila kau menangis, Bundamu yang meneteskan air mata, Dan Tuhan yang akan mengusapnya… Bila kau bersedih, Bundamu yang kesakitan, Dan Tuhan yang menyiapkan, hiburan-hiburan… Menangislah banyak-banyak tuk bundamu, Dan jangan sekalipun kau, Membuat Tuhan naik pitam padamu… Kala bundamu menangis, Para malaikatlah yang menjelma, Menjadi butiran-butiran air matanya… Dan cahaya yang memancar dari airmata bunda, Membuat para malaikat itu silau dan marah padamu, Dan kemarahan para malaikat adalah kemarahan suci, Hingga Allah tak melarang mereka tatkala menutup pintu surga… Puisi Ibu Karya Wiji Thukul Ibu pernah mengusirku, Pergi dari rumah, Namun, menangis kala aku susah… Ibu tak bisa memjamkan matanya, Jikalau adikku tak bisa tidur sebab lapar, Ibupun kan begitu marah, Kala kami berebut jatah makan, Yang bukan hak kami… Ibu memberi pelajaran keadilan kepada kita, Dengan kasih sayang, Ketabahan ibuku, Mengubah rasa sayur murah menjadi sedap… Ibupun menangis kala aku mendapat susah, Dan ibu menangis kala aku bahagia, Ibupun menangis kala adikku mencuri sepeda, Dan ibu menangis kala adikku kelar dari penjara… Ibu, Adalah hati yang rela menerima, Walau selalu disakiti anak-anaknya, Penuh ampun dan maaf… Kasih sayang ibu adalah sinar keghaiban, Tuhan membangkitkan haru insan dengan kebijakan, Ibupun yang mengenalkanku kepada Tuhan… Akhir Kata Nah, demikianlah ulasan kali ini yang bisa saya sajikan untuk pembaca semua mengenai kumpulan Puisi Ibu terbaik dan terlengkap. Semoga bisa bermanfaat dan menambah rasa sayang serta cinta kita kepada sosok ibu. Terima kasih. Ref.
Diakhir fragmen kedua, dihadirkan makna kangen bagi ibu. Tapi ada pertanyaan mengganjal yang disimpulkan Rini berdasarkan ingatannya mengenai apa yang ibunya katakan mengenai rasa kangen: "Kangen sama halnya keinginan. Keinginan mengulang sesuatu. Andai bisa, ibu ingin kembali terjaga ketika kamu menangis butuh ASI. Menemani kamu bermain di
Jakarta – Alas kata-pengenalan kangen keluarga sakti ungkapan menyentuh hati dari anak saat sedang terpisah jarak dengan sosok dan kampung jerambah. Banyak yang mengatakan selit belit menahan rindu dengan orang tercinta, terutama keluarga. Dalam lirik lagu berjudul Keluarga Eru’ disebutkan, harta nan paling berharga yakni keluarga. Hal tersebut menunjukkan alangkah berharganya manusia-sosok tercinta yang disatukan dalam relasi keluarga. Momen bertemu batih dan kampung halaman, terutama saat sedang merantau, menjadi obat terbaik mengobati rasa kangen. Namun, jarak serta situasi membuat pengelana terkandang tak bisa pulang. Tidak perkara mudah menjadi anak rantau apabila terus teringat tentang keluarga dan kampung pelataran. Kata-prolog kangen keluarga di kampung kelihatannya bisa menjadi penawar kangen cak sambil menunggu perian pulang. Ada banyak pembukaan-pengenalan kangen keluarga di kampung halaman yang bisa diungkapkan saat terpisah. Sira bisa mengungkapkannya secara sedarun kepada keluarga atau mengunggahnya di kendaraan sosial Berikut ini kumpulan alas kata-kata ribang keluarga di kampung, seperti dilansir dari Yourfates dan Kindyou, Rabu 23/6/2021. Kata-Kata Kangen Keluarga di Kampung Ilustrasi rindu. /copyright Figueredo 1. “Keluargaku enggak dapat dipisahkan, kami adalah adegan dari keseluruhan dan tak terserah yang dapat mengambilnya, jadi terima pemberian Tuhan.” 2. “Aku merindukan rumahku dan segalanya. Aku kangen keluargaku… Aku rindu jodoh-temanku, dan aku rindu ibu dan adikku.” 3. “Saat-saat paling bahagia dalam hidupku adalah beberapa saat yang aku lewati di rumah, di pangkuan batih.” 4. “Tidak ada salahnya cak bagi merasa rindu kondominium. Itu berarti kamu terbit mulai sejak tanggungan yang bahagia.” 5. “Kebahagiaan adalah memiliki keluarga lautan, munjung kasih, perhatian, dan erat di kota bukan.” 6. “Keluarga saya adalah hidup saya, dan apa sesuatu yang lain datang kedua sejauh apa yang berfaedah cak bagi saya.” 7. “Kekuatan sebuah keluarga, sebagai halnya kelebihan tentara, terletak pada kesetiaannya suatu sama lain.” 8. “Dalam kehidupan tanggungan, cinta adalah minyak yang meredakan sentuhan, semen yang mengeluh lebih dekat, dan nada nan mengirimkan keteraturan.” 9. “Melihat tanggungan ialah babak yang sangat terdepan dari akhir pekan saya.” 10. “Tanpa keluarga, sosok, sendirian di dunia, gemetar kedinginan. Sungguh aku mengharapkan sosok tanggungan.” Kata-Perkenalan awal Ribang Keluarga di Kampung Ilustrasi berkumpul dengan tanggungan. /pexels 11. “Bukan cak semau nan lebih baik tinimbang pulang ke keluarga dan makan makanan enak dan bersantai.” 12. “Keluarga adalah penghubung ke masa sangat kita, jembatan ke hari depan kita.” 13. “Batih berarti tidak cak semau yang tertinggal atau dilupakan.” 14. “Hidup di perantauan mengajarkanku bahwa berkumpul bersama keluarga merupakan faktor nan tidak dapat dibeli dengan harga berapa kembali.” 15. “Kedahagaan bukanlah apa-segala apa. 50 persen khalayak di dunia selalu rindu tanggungan dan kampung pekarangan.” 16. “Merantaulah seyogiannya dia bisa merasakan alangkah besarnya rindu akan keluarga dan kampung halamanmu.” 17. “Pengelana tidak saja memiliki hati nan kuat. Mereka lagi pelaku gigih yang berkepastian plong kemampuannya sonder menyertakan kedua orang jompo.” 18. “Momen bubar, rasa ribang ini tak bisa sekali lagi aku tahan. Ibu dan ayahku serta semua anggota keluarga suntuk berharga di internal hidupku. Engkau akan bosor makan suka-suka di privat hatiku.” 19. “Aku sangat merindukan keluargaku, hanya itu nan ingin aku katakan ketika nanti bertemu.” 20. “Bisa bertemu keluarga menjadi bahagia di hati, pelecok satu momen yang paling ingin camar aku ulang di privat hidup ini.” Kata-Kata Kangen Tanggungan di Kampung Ilustrasi ribang. Credit 21. “Dalam ratusan kilometer menghampar jauh, besar perut aku titipkan ribang pada embusan angin, buruk perut ku bincangkan di pelana doa untukmu anak adam bertongkat sendok dan keluargaku.” 22. “Di antara banyak kejadian yang tak dapat didaur ulang, yaitu waktu nan terbuang. Maka pastikanlah bahwa waktumu mutakadim kau gunakan sesudah-sudahnya untuk keluarga.” 23. “Hasil lain akan pernah mengkhianati persuasi. Entah seberapa lelahnya kamu, percayalah bahwa semua lelahmu itu akan dibayar lunas saat bertemu keluarga di apartemen.” 24. “Mungkin saya sedang jauh dari orang tua serta anak bini, namun dengan doa, semuanya terasa dekat serta lalu bersahaja.” 25. “Kadang aku wajib sirik bersama mereka yang tetap boleh berkumpul dengan keluarga bergarah ria.” 26. “Setiap anak adam membutuhkan dukungan dan itulah yang kamu dapatkan dari keluargamu di rumah.” 27. “Saat beliau berpikir kamu tidak layak buat dicintai, keluargamu akan menyelimutimu dalam pelukan berisi cinta.” 28. “Peristiwa terbaiknya adalah, keluargamu akan selalu lewat bersamamu lain peduli seberapa jauh kamu mampu.” 29. “Demap sebuah keluargalah nan dapat membantumu menopang dirimu sendiri menerobos saban hari hingga perian berikutnya.” 30. “Saat seluruh hidupmu tampak seperti neraka, keluarga yakni makhluk-orang yang mendukungmu minus kesangsian.” Alas kata-Kata Kangen Tanggungan di Kampung Ilustrasi momongan rantau. Photo by Michael Barón on Unsplash 31. “Kenangan terbaik merupakan yang dibuat olehmu dan keluargamu karena kenangan itu akan mengotot lama sekali.” 32. “Mempunyai anak bini bisa menjadi kelemahan, namun juga bisa menjadi sumber inti kekuatanmu lega akhirnya.” 33. “Tempat nan kita cintai merupakan flat. Rumah nan kali ditinggalkan kaki kita, tetapi tidak hati kita.” 34. “Kondominium dan anak bini merupakan bentuk ingatan cinta serta damai. Aku terlampau merindukan keduanya.” 35. “Di sini tidak ada yang begitu juga tinggal di rumah bersama batih tercinta bakal kenyamanan nan sesungguhnya.” 36. “Bertemu keluarga adalah ungkapan terindah untuk mereka yang mana sudah lalu berbuah menemukan perkembangan pulang.” 36. “Ribang kumpul bersama keluarga. Kangen masanya kesetiakawanan di waktu hujan abu bersama ayah, adik, uni, dan keluarga tercinta. Tapi, kini peristiwa sudah lalu berbeda, kami saling terpisah jarak.” 37. “Rumah bukanlah tempat, melainkan orang yang cak semau di dalamnya. Jika sira kembali saat orang-individu itu tak juga ada, maka itu bukanlah rumah.” 38. “Saat hatiku mutakadim dirasuki rasa rindu kepada keluarga nan seperti itu besar, maafkan aku yang tak boleh melakukan segala apa-apa selama rinduku belum reda karena keluargaku merupakan penguat jiwaku.” 39. “Sejauh apa pun suku melangkah, kangen selalu mendekatkanku kepada anak bini.” 40. “Merantau itu tak hal remeh. Jauh berpunca orang tua dan tanggungan yakni hal paling kecil langka untuk dijalani.” Sumber Yourfates, Kindyou Dapatkan kata sandang kata-prolog berpokok berjenis-jenis tema tidak dengan mengeklik tautan ini.
Puisi itu milik semua orang, ditulis oleh siapa saja dan dibaca oleh siapa saja yang mau baca," kata SSD saat dihubungi Indozone, Sabtu (4/1). Terkait dengan banyaknya netizen yang 'menghakimi' puisi Putri Marino karena diksi atau pilihan katanya yang membingungkan, SSD menegaskan bahwa pusis tidak memerlukan pemahaman melainkan penghayatan.
Friday, June 12, 2015 Puisi merindukan kehadiran ibu. Seorang anak yang sayang pada ibunya ketiga berada jauh pastilah merindukan kehadirian ibu disisinya, sebab ibu dan anak memiliki keterikatan batin yang kuat. sehingga kita berada jauh dari ibu, ibu akan selalu teringat. Merindukan seorang ibu adalah hal yang waja bagi seorang anak, karena ibu merupakan sosok yang yang paling berjasa dalam kehidupan kita sebagai anak, bberkaita tentang ini, dua puisi rindu kepada ibu kali ini, di beri tema puisi merindukan ibu, adapaun masing masing judul puisinya antara seikat rindu untuk ibu Puisi kerinduan sang ibu Salah satu penggalan bai dari dua puisi merindukan ibu tersebut "dari anakmu dengan tulus Panjatan doa yang tiada putus Semoga anakmu dalam kebaikan menerus Menggapai mimpi yang dulunya pupus, Guratan rindu di wajah Ibunda terlihat begitu dalam Menghentikan riang ananda diujung malam". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisi dengan temma merindulan kehadiran ibu berikut Seikat Rindu Untuk Sang Ibu Oleh Imam Abdullah El-RashiedTermohon... Termohon dari anakmu dengan tulus Panjatan doa yang tiada putus Semoga anakmu dalam kebaikan menerus Menggapai mimpi yang dulunya pupus Berharap... Berharap hati terus terikat Dengan dirimu walau berjarak Membuat Rindu terasa berat Semoga berjumpa di sukses kelak Rindu... Rindu padamu kian menumpuk Masa nan jauh harap dirujuk Terpisah jarak bukanlah buruk Tangis... Tak kuasa diri membendung tangis Setelah hati terasa diiris Karena Rindu tiada ditepis Tarim, 12 Juni 2015Puisi Kerinduan Sang Ibu ‪‎Kiong‬Guratan rindu di wajah Ibunda terlihat begitu dalam Menghentikan riang ananda diujung malam Bergegas cari temali tuk lipur lara Bundanya Batin sudah terikat, tapi itupun tak cukup jua Karena rindu, panas dingin Ibunda dibuatnya Sekejap Bunda terpaku Merasa risih ananda tak lagi menyatu Rumah itu bisu, tapi kenangannya tak diam dikepala itu Sebuah f0to gagahnya mengg0da Ibu Kembali mundur masamasa ananda menyusu Minta hidup pada ibu. - Demikianlah puisi merindukan kehadiran ibu. Simak/baca juga puisi ibu dan ayah yang lain di blog ini. Semoga puisi kerindua ibu di atas dapat menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label puisi ayah dan ibu. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Puisi Sajak - Hartojo Andangdjaja (1930-1990) Posted on 24 Mei 2017 by admin Hartojo Andangdjaja (1930-1990) Sajak ialah kenang Karya R.s Pasaribu"Kejujuran mu mengutarakan semua hal" Kala malam merindu Di ujung jalan yang buntu Bayangan mu menjelma dikalbu Menusuk Di dalam sanubari ku Engka
Puisi anak rantau merindukan kampung halaman. Kangen, kesepian, sendirian merupakan hal yang akrab dialami oleh anak rantau yang jauh dari orang kampung halaman demi mencari karena menuntut ilmu sehingga perasaan rindu dengan orang tua, keluarga serta sahabat yang berada jauh di kampung halaman sering mereka rasakan saat saat beginilah terkadang tercipta puisi anak rantau buat ibu dan tetapi walaupun berjauhan, anak rantau umumnya memiliki ketabahan yang kuat, walau pun berada jauh dengan kedua orang tuanya namun untuk mengibati rasa kangen seringkali puisi anak rantau buat ibu dan ayah terkadang diapresiakan untuk mengingat kampung rantau umumnya mereka pergi jauh karena ingin hidup mandiri, ingin mencapai kesuksesan dalam hidupnya dengan mencari jalan kehidupan umumnya Anak rantau tak ingin menggantungkan hidup kepada kedua orang tua atau pun kepada saudaranya, mereka mencari cara sendiri, berjuang dengan berbagai menggapai yang hal diinginkan terutama untuk bertahan hidup walau pun jauh dari orang tua dan sanak saudara di kampung halaman sehinga hanya puisi anak rantau buat ibu dan ayah yang terkadang jadi pengobat anak rantau bukanlah perkara yang sederhana sebab jauh dari kedua orang tua, sedih terkadang menjadi teman, hati menjerit sebagai sahabat dikala menghadapi masa masa sulit yang mau tidak mau harus di jalani,Akan tetapi dengan ketabahan hati masalah seperti ini dapat di takluk dengan kesabaran serta kemapanan jiwa menghadapi berbagai macam permasalahan mengapa sering kita mendengar kata kata anak rantau tak boleh sakit, anak rantau tak boleh cengeng sebab mereka memang mempunyai ketabahan hati serta jiwa yang kuat menghadapi berbagai permasalahan yang di hadapi di kampung hal yang sering dirasakan adalah kesendirian yang jauh dari orang tua di kampung halaman, hal yang seperti ini sering dirasakan anak rantau atau seorang perantau sehingga ketika kangen ibu dan ayah hanya untaian puisi anak rantau buat ibu dan ayah yang jadi pengobat apa yang sedang dirasakan sebenarnya sangat jarang diungkapkan kepada orang tua. Dan bila tiba saatnya berkumpul bersama keluarga, itu merupakan kebahagiaan sejati yang sebenarnya seorang anak ketika pulang kembali ke tanah rantau, rindu, kesepian, kangen dan merindukan hal hal indah di kampung, akan kembali menjadi sahabat di kampung berkaitan dengan kata kata tentang anak rantau puisi puisi yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak adalah tema puisi anak rantau merindukan kampung halaman yang diantara juga terselip puisi sedih anak rantau untuk ibu .Berikut ini adalah daftar judul puisi puisi anak rantau merindukan kampung halaman diterbitkan antara lainPuisi rantauPuisi aku di rantauPuisi rindu kampung halamanPuisi dusunPuisi aku rindu tanah rantauLima judul tema puisi anak rantau yang menceritakan tentang kerinduan kampung halaman seorang anak rantau yang dapat juga dijadikan contoh puisi puisi anak rantau buat ibu dan Anak Rantau Rindu Kampung HalamanTentu semua anak rantau merindukan kampung halaman karena kampung halaman adalah saksi sejarah masa masa kemaren puisi tentang rindu kampung halaman telah terlebih dahulu menghiasi blog puisi dan kata bijak, dan kali ini masih puisi tentang kampung halaman, akan tetapi dengan tema puisi anak rantau rindu kampung halaman,sebagaimana diketahui pengertian anak rantau artinya; orang yang mencari penghidupan di negeri atau daerah lain atau pergi mencari penghidupan ketempat yang kampung halaman merupakan bagian hidup dari seorang anak perantauan yang merindukan kampung halaman yang jauh kita simak saja puisi tentang anak rantau merindukan kampung halaman yang diantara terdapat kata kata puisi anak rantau buat ibu berikut RantauOleh Andika RiskiLambaian daun tebuMenguratkan seulas senyumMelepas aku pergiDi temani dinginnya pagiMak, restumuPak, doamuKasih, iklasmuBulir bening mulai menetesBergelayut layaknya bunga katesMemandang fajarRindu yang mulai terbayangEmbun membasuh dahagaMelepaskan penatDan mulai membawa ceritaTunggu akuDoakanAku pasti pulangKampungkuBaca Juga Puisi Indah Tentang Pelangi SenjaPUISI AKU DI RANTAUOlehAndikaDengan tintah hitam tangan ini menari-nariSelembar kertas tumpuan imajinasi hatiMeski terkadang air mata berurai membasahiBegitu pahit hidup yang harus di lewati sendiriBagaikan berjalan dibara api tanpa alas kakiPanas udaranya mencekik sampai ke lubuk hatiBegitu nasib anak rantau yang kepedihan datang silih bergantiBertahun-tahun sudah hidup di rantau orangRela tinggalkan kampung halaman yang tersayangRela jauh dari kasih sayang kedua orang tuaHanya untuk mencari sebongkah ilmuHidup di rantau orang tanpa sanak saudaraLaksana seorang anak yang tinggal sebatang karaHidup penuh tantangan dan bahaya di depan mataSeakan dikelilingi jurang yang curam dan binatang karnivoraNamun tak ada rasa takut di dalam jiwaDemi kebahagiaan dan senyum keluargaRasa takutpun sirna dan berubah menjadi kekuatan yang nyataKadang rindu membelenggu jiwaDikala kesunyian menikam hitam bola mataNamun do'a keluarga menjadi pengobat laraDalam meniti kehidupan dunia panaMeskipun hinaan dan caci maki yang di dengarNamun itu tak menjadi penghalang dalam berlayarKarena hinaan menjadikan aku seorang yang tegarKarena caci maki menjadikan ku orang yang sabarUntuk menempuh perjalanan hidupSatu harapan yang membuat diriUntuk tetap bertahanPUISI RINDU KAMPUNG HALAMANOleh Sofyan Hadilama aku merantaubelasan tahuntiap detik rindu pulangrindu kampung halamanlalu ku pulangjauh dari kampung halamanbegitu jauhnya sampai ku mengirarantau itu kampung kelahirankumemang bukanaku kumpulkan bekalhari demi harijam demi jamdetik demi detikingin pulang ke kampung kelahiransampai aku tiba di sanaaku tiba di sanakampung kelahirankusemua berkata aku pulangtapi hatiku tidakdunia ini cuma perantauan, batinkukampungku jauh di akhirat sanatempat sebenar-benarnya pulangrindu itu memang anehBaca juga Kumpulan Puisi Tentang AlamPUISI DUSUNOleh putri kinantysesayup sunyiditelan rindukampung halamanjauh di tanah seberangsawah ladang dan pematangmengukir malampusara orang-orang tercintapusara cintasurau sepidan halaman sekolahsaling melesak pilutak terjamah waktumemintal hariasa membaur kasihdi rantau inihidup berbayang kenangdusunku nan jauh....Puisi Aku Rindu Tanah RantauOleh Nasta'in Achmadsewindu lamanyamencecap kesunyianmencabik nyanyian-nyanyian waktudalam tabir merah jambuadalah sepersekian dentuman hari bersamamu, ibuaku merindukan jalanandebu yang tersenyumberkoar-koar kaki limamenetas logam nan legamaku merindukansecangkir gurauan anak ilalangbukan anak kota yang berkutangaku merindukan tanah rantaukhatulistiwaselaksa api menelan wajah yang kosongaku merindukanmubala tentara pasukan tua yang hebat adalah dia yang merelakan anaknya pergi merantau mencari penghidupannya sendiri, sebab dia tahu bahwa melepaskan anak untuk pergi ke Kampung atau Negeri orang. merupakan awal dari anaknya mencoba, membuat pintu kenyataan, tak semua anak rantau dapat berhasil, akan tetapi dengan restu kedua orang, apapun akan dapat menjadi berkah, teruma bagi anak rantau, yang mencari nafkah di negeri kehebatan orang tua yang rela melepaskan anaknya demi mendapatkan pengalaman hidup yang lebih banyak dibanding tinggal dan hidup bersamanya, memberi sebuah kepercayaan besar kepada anak untuk meraih kesuksesan di luar zona nyaman bersama kedua orang dan saudara juga Puisi Sebelum Senja MemudarDemikianlah puisi anak rantau merindukan kampung halaman. Simak/baca juga puisi anak rantau buat ibu dan ayah yang lain di blog ini, semoga puisi tentang kampung halaman diatas dapat menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa pada judul puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
. e8v0x89eh9.pages.dev/960e8v0x89eh9.pages.dev/936e8v0x89eh9.pages.dev/661e8v0x89eh9.pages.dev/124e8v0x89eh9.pages.dev/329e8v0x89eh9.pages.dev/715e8v0x89eh9.pages.dev/986e8v0x89eh9.pages.dev/427e8v0x89eh9.pages.dev/915e8v0x89eh9.pages.dev/503e8v0x89eh9.pages.dev/488e8v0x89eh9.pages.dev/41e8v0x89eh9.pages.dev/770e8v0x89eh9.pages.dev/828e8v0x89eh9.pages.dev/594
puisi kangen ibu di kampung